Jalaluddin Rakhmat pentolan syiah ungkapkan wala’nya (kecintaan, loyal) kepada kafirin. Ia akan memperjuangkan pluralism, nasrani dan kaum minoritas lewat DPR.
Jalal memberikan contoh yang akan ia perbuat, ia akan memberikan advokasi. Untuk agama Nasrani ia akan bela sesuai dengan ajarannya. Dan seterusnya sesuai dengan agamanya masing-masing dalam menyelesaikan persoalan di tengah kehidupan masyarakat.
Sikap itu tampaknya terbalik. Pemurtadan terhadap Umat Islam, baik itu dilakukan oleh kaum nasrani maupun pihak sepilis (sekuler, pluralism agama, dan liberalis) dan lain-lain tidak dia ucapkan untuk dibela. Justru pihak pemurtad dan perusak Islam yang akan ia bela lewat DPR. Dendam syiah terhadap Islam akan disalurkan lewatcover membela kafirin dalam menghadapi Islam, rupanya. Di situ secara tidak langsung mengejawantahkan al-kufru millah waahidah. Kekafiran itu agama yang satu (walau bentuknya macam-macam).
Tekad yang membahayak bagi Islamseperti ini, telah diingatkan secara umum oleh para ulama, di antaranya Syaikh Fauzan, ulama terkemuka di Timur Tengah.
Sikap membela dan membantu kafirin dalam menghadapi Umat Islam itu menurut Syaikh Fauzan, dapat mengeluarkan dari Islam.
Wala’ terhadap Kafirin dapat mengeluarkan dari Islam.
Syaikh Sholeh bin Fauzan Bin Abdillah Al-Fauzan mengungkap 10 gejala wala’ (loyal atau setia) kepada orang kafir dalam kitabnya Al-Irsyad. Di antara gejala itu ada yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam menjadi murtad.
Untuk lebih jelasnya, kami kutip dua poin (4 dan 5) dari 10 gejala wala’ terhadap orang kafir sebagai berikut:

SEBAGIAN FENOMENA YANG TAMPAK DARI SIKAP WALA’ (LOYAL) KEPADA ORANG KAFIR

Membantu kaum kafir dan menolong mereka dalam usaha melawan kaum muslimin, mengirim bantuan dan melindungi mereka. Ini termasuk hal yang membatalkan keislaman dan menyebabkan seseorang menjadi murtad. Kita berlindung kepada Allah dari hal yang demikian itu.
Meminta bantuan kepada kaum kafir, mempercayakan urusan kepada mereka, memberikan kekuasaan kepada mereka agar menduduki jabatan yang di dalamnya ada banyak perkara yang menyangkut urusan kaum muslimin, serta menjadikan mereka sebagai kawan terdekat dan teman dalam bermusyawarah.
Allah Ta’ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لاَ يَأْلُونَكُمْ خَبَالاً وَدُّواْ مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاء مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ.هَاأَنتُمْ أُوْلاء تُحِبُّونَهُمْ وَلاَ يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُواْ آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْاْ عَضُّواْ عَلَيْكُمُ الأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُواْ بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ.إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُواْ بِهَا… } (118-120) سورة آل عمران.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang diluar kalangan kamu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu, telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi, sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat Kami jika kamu memahaminya. Baginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya, apabila mereka menjumpai kamu mereka berkata:’Kami beriman’, dan apabila mereka menyendiri mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah kepada mereka:’Matilah kamu karena kemarahanmu itu’. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tapi jika kamu mendapat bencana mereka bergembira karenanya..” (QS. Al-Imron: 118-120).
Ayat-ayat yang mulia ini mengungkapkan hakekat kaum kafir dan apa yang mereka sembunyikan dari kaum muslimin yang berupa kebencian dan siasat untuk melawan kaum muslimin seperti tipu daya dan penghianatan. Dan ayat ini juga mengungkapkan tentang kesenangan mereka bila kaum muslimin mendapat musibah. Dengan berbagai cara mengganggu ummat Islam. Bahkan kaum kuffar tersebut memanfaatkan kepercayaan ummat Islam kepada mereka dengan menyusun rencana untuk mendiskreditkan dan membahayakan ummat Islam.
Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu, dia berkata kepada ‘Umar radhiallahu anhu: ’Saya memiliki sekretaris yang beragama Nashrani’. ‘Umar berkata: ’Mengapa kamu berbuat demikian? Celakalah engkau. Tidakkah engkau mendengar Allah Ta’ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ …} (51) سورة المائدة.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain…” (QS. Al-Ma’idah: 51).
Kenapa tidak engkau ambil seorang muslim sebagai sekretarismu? Abu Musa menjawab:’Wahai Amirul Mukminin, saya butuhkan tulisannya dan urusan agama terserah dia’. Umar berkata :’Saya tidak akan memuliakan mereka karena Allah telah menghinakan mereka, saya tidak akan mengangkat derajat mereka karena Allah telah merendahkan mereka dan saya tidak akan mendekati mereka karena Allah telah menjauhkan mereka’.
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan bahwasannya Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam keluar menuju Badar. Tiba-tiba seseorang dari kaum musyrikin menguntitnya dan berhasil menyusul beliau ketika sampai di Heart, lalu dia berkata:’Sesungguhnya aku ingin mengikuti kamu dan aku rela berkorban untuk kamu’. Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:”Berimankah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya?”, dia berkata:’Tidak’. Beliau bersabda:”Kembalilah, karena saya tidak akan meminta pertolongan kepada orang musyrik”.
Dari nash-nash tersebut di atas, jelas bagi kita tentang haramnya mengangkat kaum kafir untuk menduduki jabatan pekerjaan kaum muslimin yang mereka nanti akan mengokohkan kedudukannya dengan sarana yang ada padanya untuk mengetahui keadaan kaum muslimin dan membuka rahasia-rahasia mereka atau menipu dan menjerumuskan ummat Islam kedalam kerugian dan kebinasaan. Namun sayang hal ini banyak terjadi pula di negeri kaum muslimin, negeri Haramain syarifain (Saudi Arabiyah) yang menjadikan kaum kuffar sebagai pekerja-pekerja, sopir-sopir, pelayan-pelayan, guru-guru di rumah-rumah yang bergaul bersama mereka keluarga muslim atau membaur dengan kaum muslimin di negerinya. (AL-WALA’ WAL BARA’ DALAM PANDANGAN ISLAM oleh Syaikh Sholeh bin Fauzan Bin Abdillah Al-Fauzan  http://ibnusarijan.blogspot.com/2008/06/al-wala-wal-baro-dalam-pandangan-islam_21.html)
***
Berita tentang tekad Jalal untuk bela kafirin sebagai berikut.
***

Masuk Komisi VIII, Jalal Akan Bela Pluralisme dan Nashrani

jalaluddin rahmatBaca artikel  selengkapnya di AKHLAK SYIAH  tafhadol
Hidayatullah.com—Lolos masuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mewakili Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, tokoh Syiah Jalalludin Rakhmat berharap memperjuangkan pluralisme, kalangan Nashrani dan kaum minoritas.
“Pluralisme bagi setiap agama manapun,” ucapnya saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk REVOLUSI MENTAL dengan tema “Dari Ali Hingga Jokowi” yang dilaksanakan Hari Rabu, 15 oktober 2014, di Auditorium Nurcholish Madjid Paramadina.
Adapun secara detil cita-cita yang ingin diwujudkannya adalah membantu segenap agama minoritas dan kelompok tertindas dalam hal apapun. Ia memberi contoh, akan memberikan advokasi. Untuk agama Nasrani ia akan bela sesuai dengan ajarannya. Dan seterusnya sesuai dengan agamanya masing-masing dalam menyelesaikan persoalan di tengah kehidupan masyarakat.
“Pluralisme itu mengadili masyarakat sesuai dengan agamanya masing-masing,” demikian harapannya.
Sebelum ini, saat lolos ke DPR, ia sempat mengatakan ingin duduk di Komisi VIII yang membidangi agama dan ingin memfokuskan terbentuknya undang-undang perlindungan agama.
Ia mengaku, akan tetap menjalankan tugasnya sebagai anggota dewan terpilih dan siap keluar jika tidak ada kontribusi yang dapat diperjuangkan.
“Jika tidak melakukan apa-apa, saya akan keluar dari parlemen,” janjinya.*
Rep: Robigusta Suryanto
Editor: Cholis Akbar, Kamis, 16 Oktober 2014 – 10:48 WIB
(nahimunkar.com)
Axact

KESESATAN SYIAH

KESESATAN SYIAH INDONESIA sudah sangat parah, mereka menghancurkan pemikiran umat Islam Ahlul Sunnah melalui kajian kajian mereka dan buku buku mereka dan satu lagi mereka sudah masuk ke jajaran pemerintahan Indonesia, sehingga bisa merubah undang undang menurut kepentingan syiah

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top